Pernah gak sih kamu sebelum tidur mandangin langit-langit kamar? Tapi kali ini bukan sambil senyum-senyum sendiri, tapi sambil menatap nanar dan menerawang sambil negbayangin semua kejadian demi kejadian yang kamu lewatin bareng dia? Iyaa, dia yang paling berharga buat kamu. Tapi ternyata kamu gak seberharga itu buat dia. Rasanya kamu pasti pengen teriak di depan dia, biar dia sadar! Biar dia mikir! Tapi ga bisa, yang bsia kamu lakuin cuma nunggu. Nunggu dia peka, nunggu dia sadar.
Lalu timbul pertanyaan besar yang timbul di benak kamu sekarang. Dia ga peka atau ga peduli? Dia ga punya otak atau ga punya hati? Kamu ga pernah berharap dia salah satu dari itu, tapi kenyataanya dia bisa aja keduanya. Ga peka dan ga peduli. Ga kerasa air mata menetes, kamu amsih nerawang langit-langit kamar. Mungkin sampe berharap keajaiban datang, gak apa keajaiban itu gak menghampiri kamu. Tapi minimal bisa menghampiri dia, supaya dia sadar betapa besar cinta kamu ke dia.
Tapi biar kamu tersakiti sampe segininya dan dia ga peduli sampe segitunya. Kamu bisa apa? Kamu tetep ga bisa kemana-mana kan? Cinta itu ga bisa kemana-mana lagi kan? Keinginan move on selalu ada, tapi dia terlalu berharga kan? Aaaah seandainya dia tau sedang dicintai begitu besarnya, mungkin.... Entahlah, sebaiknya ga perlu berandai-andai. Jadi bukan seandainya dia tau, tapi harusnya dia tau.
Bukan Seandainya Dia Tau (backsound: Secondhand Serenade - Fall For You)
Komentar
Posting Komentar