TUGAS
BAHASA
INDONESIA
Nama :
Ana WIjayanti.
Kelas : XII IPA C .
No. Absen : 05 .
Jakarta, 15 November 2011
I.
Identitas
Buku
Judul : Marmut Merah Jambu
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Bukunẻ
Tahun terbit : 2010
Halaman : v + 220
II. Kepengarangan
Dika
Angkasaputra Moerwani atau lebih dikenal dengan Raditya Dika lahir di Jakarta, 28 Desember 1984. Pemuda yang akrab dipanggil Radith adalah
seorang penulis asal Indonesia.
Di Indonesia, Raditya Dika
dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku
pertamanya berjudul Kambing
Jantan masuk kategori best seller.http://id.wikipedia.org/wiki/Raditya_Dika
- cite_note-mii-0
Buku tersebut menampilkan
kehidupan Raditya Dika saat kuliah di Australia. Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia merilis buku pertamanya tersebut,
memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi.
Sekarang
pemuda tersebut telah merilis 5 buku jenaka atau komedinya tersebut. Dengan
judul Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus,
Radikus
Makankakus, Babi Ngesot, dan Marmut Merah Jambu.
Pemuda ini sedang aktif menulis untuk buku, film layar lebr, dan sedang
sibuk-sibuknya jatuh cinta.
III.
Sinopsis SIngkat Buku
v Orang yang
jatuh cinta diam-diam
Orang yang jatuh cinta diam-diam
pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti, memandang waktu yang berjalan
dengan sangat cepat dan menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan
dulu. Gue menyesal kenapa gak sewaktu prom
SMP itu gue “hajar aja” dan beneran ngomong ke Indira. Aldi menyesal karena dia
sudah mengutarakan perasaannya kepada orang yang dia suka. Dia sempet jadian,
walaupun hanya beberapa hari.
Orang yang jatuh cinta diam-diam
harus bias melanjutkan hidupnyadalam keheningan. Aldi masuk ke SMA yang berbeda
dengan gue. Sesekali, ia masih teringat kepada Widya. Sementara gue dan Indira
masuk ke SMA yang sama. Widya pada akhirnya
menjadi artis FTV, dan sekarang sudah bermain di beberapa film. Aldi
sendiri kuliah di pertanian di IPB.
-----
Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam
hanya bias mendoakan. Mereka cuma bias mendoakan, setelah capek berharap,
pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga
makin lama makin besar lalu semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta
diam-diam pada akhirnya menerima.
Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan
apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bias jadi yang tidak kita
sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah
merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bias, seperti yang selalu
mereka lakukan, jatuh cinta sendirian.
v Cinta di
atas sepotong chatting
Kata orang, cinta itu buta. Hal ini
tentu sangat menggembirakan bagi orang-orang jelek, termasuk gue. Namun,
kenyataan kadang berkata lain, mau gimanapun juga orang jelek susah dapet
pacar. Hal ini sempet ngebuat gue, yang penampakan fisiknya lebih mirip ikan
teri kena radiasi, jadi sangat susah ngajak kenalan cewek, atau punya pacar
cewek yang cantik. Sampai akhirnya, timbulah internet.
---
Satu jam
sebelum waktu yang ditentukan, gue udah ada di Gramedia Pondok Indah Mall.
Belum apa-apa, gue udah nervous, gue
dating ditemenin Aris. Aris ngasih tau gue tips
dan trick untuk kopi darat dengan cewek.
‘Gue kasih
tau ya caranya kopi darat,’ katanya. ‘Lo liat dulu, anaknya cake papa gak.’
‘Dari
fotonya sih cakep.’
‘Nah,’ kata
Aris. ‘Itukan fotonya. Lo lihat aslinya, kadang beda jauh. Gak semua orang photogenic.’
Dalam hal
ini gue lebih parah, gue adalah photoshopgenic.
Ganteng kalo udah di-photoshop
(dengan ekstra keras).
Gue
bertanya,’Kalo misalnya cakep?’
‘Lo Tanya
dia sibuk apa gak. Kalo gak sibuk ajak makan di foodcourt. Lo bayarin.’
‘Tapi...kalo
misalnya ternyata dia gak cakep?’
‘Lo bilang,
“Sorry gue cumin bias bentar, nyokap udah telepon”.’
‘Serius.”
Aris menganggukan kepalanya, yakin. ‘Itu alesan yang pasti berhasil.’
Gue pun
nemuin Githa, yang lagi liat-liat buku di rak komik Gramedia Pondok Indah Mall.
Gue samperin dia dari belakang, dan gue colek dia. Githa nengok.
‘Halo,
Githa ya?’ Tanya guem menahan gagap.
‘Iya...Ra-radith?’
Tanya dia kembali.
‘Iya ini
gue, Radith.’
Githa agak
tersengang sebentar. ‘Lo ngasih foto siapa?’
‘Maksudnya?’
‘Pas lo
ngirim foto ke gue lewat Mirc. Itu
foto siapa?’
‘Foto gue,
lah,’ kata gue, bingung.
‘Oh,’
katanya, singkat.
Lalu ada
hening sebentar sampai dia akhirnya bilang, ‘Sorry, gue gak lama ya. Nyokap
tadi udah telepom. Gue harus cabut sekarang.’
Dengan ini
resmilah gue ditolak.
IV. Kekurangan dan Kelebihan Buku
Kelebihan:
-
Isi dalam cerita, dipaparkan dengan sangat jelas
-
Teknik si penulis dalam bercerita sangat menarik,
dapat membuat pembaca tertawa sendiri dam masuk dalam cerita tersebut
-
Unsur intrinsic di dalamnya sangat nyata, di
jelaskan secara detail
-
Bahasa yang digunakan si penulis sangat mudah di
mengerti
-
Ilustrasi yang di bawakan si penulis membuat pembaca
mengerti dan paham apa yang sedang diceritakan.
Kekurangan :
-
Isi yang terlalu detail, terkadang membuat pembaca
sedikit bosan
-
Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam cerita ini
tidak terlalu nyata, karna ini adalah sebuah cerita anak muda atau cerita
jenaka yang mengupas tentang jatuh cinta
-
Bahasa yang digunakan memang mudah dimengerti, tapi
bahasa ini terlalu gaul dan dewasa untuk pembaca dengan usia dibawah penulis
-
Salah pencetakan pada satu atau dua kata yang
terkadang membuat kita berfikir ulang apa arti kata tersebut
V.
Simpulan
Isi Buku
‘Edgar,kamu tau gak, kamu ahli waris dari royalty
buku Abang loh.’
‘Oooooh,’ kata Edgar. ‘Maksudnya?’
‘Lah tadi ngomong “ooh” kirain ngerti!’
‘Jadi,’ sambung gue, ‘kalau Abang mati, kamu yang dapet
royaltinya,’
‘Royalti?’ Tanya Edgar.
‘Duit, Gar, duit!’ seru gue, kesel sendiri. ‘Pokoknya Abang
mati, kamu dapet duit. Gitu!’
‘Oke, Bang!’ seru Edgar. Edgar lalu pergi main mainan Power
Rangers di kamarnya. Tiga menit kemudian, dia balik lagi ke gue.
‘Oh iya, Bang, duitku abis,’ kata Edgar.
‘Oh, terus?’
‘ABANG KAPAN MATI?’ tanya Edgar.
Cerita pada buku ini, mayoritas
adalah pengalaman pribadi si penulis
yang di ceritakan secara konyol dan jenaka pada setiap babnya.
Terutama pada buku ini ‘Marmut
Merah Jambu’ si penulis bermaksud untuk menceritakan pengalaman cinta yang dia
rasakan begitu absurd. Karna menurut penulis jatuh cinta itu butuh keberanian yang dimiliki oleh semua umat, dan
gak ada batasan kasta ataupun umur.
Ana,
15.11.11
Komentar
Posting Komentar